Pertemuan aku dengan
dia terjadi saat aku masih duduk dibangku SMA. Awalnya aku sama sekali tidak
mengenal dia, bahkan aku juga sangat jarang bertemu dengan dia. Tapi karena
keadaan yang membawa kami, kami pun saling mengenal. Perkenalkan namaku Ajeng
Laraswati dan sering dipanggil Ajeng. Aku lahir dikota Solo, desa Kedungwinong.
Lalu yang aku sebut dengan dia diatas adalah Adhi Putro Utomo dan aku biasa
memanggilnya dengan sebutan tomo. Tomo berasal dari Surabaya, Jawa Timur.
Perkenalan aku dengan
Tomo
Saat itu aku masih
duduk dibangku SMA kelas 2. Aku biasa kalau pulang sekolah pasti aku langsung
pulang kerumah tanpa mampir-mampir ketempat yang kurang jelas kecuali jika ada
sesuatu hal yang sangat penting. Contohnya jika ada belajar kelompok dirumah
teman atau ada tambahan pelajaran disekolah. Aku terbiasa sesampainya dirumah
aku langsung masuk kamar dan tidak pernah aku main diluar rumah. Jadi aku jarang
sekali keluar rumah. Mungkin karena aku sudah lelah dengan kegiatan aku
disekolah atau memang itu sudah kebiaasaan aku. Sepulang aku sekolah aku
biasanya menggati pakaian sekolahku lalu aku membersihkan diri lalu aku tidur
siang. Ya cukuplah 2 jam untuk tidur dan kalau tidak bisa tidur aku menonton
acara-acara yang ada di tv. Dan setelah itu aku membersihkan rumahku seperti
menyapu, mencuci piring dan lain-lain. Itu adalah pekerjaan pokok yang selalu
aku lakukan setiap hari dan itu menjadi tanggung jawabku dirumah. Karena orang
tuaku mendidik aku supaya aku memiliki tanggung jawab
Orang tua ku memiliki
kost-kost an di sekitar rumahku. Jaraknya pun tidak jauh dari rumahku. Dan kebetulan
yang mengekost dikostan itu adalah seoarang “bujangan” namanya Joko. Dia bekerja
disalah satu perusahaan di Jakarta. Joko ini adalah seseorang yang sangat baik
hatinya. Sampai-sampai aku memanggilnya dengan sebutan “om” ya karena kedekatan
keluarga ku dengannya yang sudah seperti saudara sendiri. Ayah dan ibu ku juga
menganggapnya seperti adik mereka sendiri. Jika ada sesuatu hal pasti Om Joko
membantu kami.
Setelah kira-kira 2 tahun Om Joko ini ngekost
di kosatan ibuku datanglah seorang laki-laki dan dia pun juga masih “bujangan”.
Dia adalah sepupunya Om Joko. Namanya adalah Adhi Putro Utomo. Eitss....sebelumnya
aku sama sekali tidak mengenal dia. Perkenalan aku dengan dia sangatlah
panjang. Sering kami berdua bertemu atau berpapasan tapi kami tidak pernah
saling bertegur sapa. Karena aku menganggap Adhi ini sangatlah sombong atau
sangatlah pemalu...aku pun tidak tahu. Ekspresi mukanya sangat datar jika
bertemu denganku. Entah jika bertemu denganku saja atau memang wajahhnnya yang
selalu datar. Saat itu aku disuruh Om Joko untuk membantunya mengenyelesaikan
tugasnya dan akhirnya aku pergi ke kostan Om Joko. Disana aku bertemu dengan
Adhi. Dan karena aku hampir tiap hari kesana aku dan dia pun saling mengenal. Yaa..
meski bukan dengan perkenalan yang resmi. Setelah aku mengenal dia ternyata
dugaan aku salah besar. Adhi adalah sosok yang baik hati, sabar, dan sedikit
pemalu. Dan ngobrol sama Adhi pun asyik, nyambung, dan dia cukup update tentang
masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
Setelah aku mengenal
Adhi lebih jauh. Kami sering jalan berdua, makan diluar berdua, dan seru-seruan
lainnya. Bahkan kami sering hunting foto bareng sambil jalan-jalan. Dan tidak
jarang aku yang menjadi modelnya dia. Ya meski aku bukan model sungguhan yang
sudah profesional tapi aku cukup baik jika berpose di depan kamera.
Kelulusan sekolahku
Ujian Nasional pun
sudah dimulai. Dan aku mengikutinya dengan baik. Dan alhamdulilah aku
mendapatkan nilai yang cukup bagus. Dan mendapatkan NEM yang cukup tinggi. Setelah
pengambilan rapor di sekolah SMA ku dan saat itu ayah ku yang mengambilnya, aku
meminta ijin ke ayah untuk kerumah salah satu temanku. Aku ingin main dirumah
temanku. Dan ayahku mengijinkan aku main dengan syarat tidak boleh sampai
malam.
Dan
sesampainya dirumah temanku, salah satu temanku yang lain mengajak untuk
mendaftarkan diri masuk ke Perguruan Tinggi Negri (PTN) melalui media sosial
dan secara online. Dan akhirnya teman-temannku setuju. Teman-temanku bergantian
mengisi formulir pendaftaran dan mengisi PTN mana yang mereka ingin tuju. Dan sekarang
giliran aku. Aku mengisi formulir pendaftaran itu dengan sangat hati-hati. Mulai
dari nama, tempat tanggal lahir, sampai PTN mana yang ingin aku tuju. Saat itu
aku mengisi Universitas Negri Jakarta (UNJ) dengan jurusan Bahasa Indonesia dan
Universitas Negri Semarang (UNNES) dengan jurusan Bhasa Indonesia. Lalu aku mengeprint surat pendaftaran
tersebut suapaya menjadi bukti saat aku mengikuti ujian tersebut. Lalu aku dan
teman-teman kembali bersenda gurau kembali. Lalu aku kembali pulang karena hari
sudah sore dan aku ingat pesan ayahku kalau aku tidak boleh pulang malam.
Sesampainya
aku dirumah aku langsung menaruh tas dan sepatuku, aku langsung mandi karena
aku ingin membicarakan masalah ku jika aku sudah mendaftar untuk masuk PTN
dengan ibu dan ayahku. Aku sholat magrib dulu sebelumnya. Aku menungggu ibu dan
bapakku selesai sholat. Lalu aku memanggil mereka berdua agar duduk diruang
tamu. Aku memberi tau kepada ibu dan bapakku. Dan.....ternyata salah. Yang aku
ingin itu Universitas yang ada di Solo selain Jakarta. Tetapi aku malah memilih
kota Semarang. Sebenarnya yang ingin aku pilih itu UNS yaitu Universitas Negri
Surakarta. Jadi aku salah mengartikan nya. Aku kira yang aku pilih adalah
Universitas yang ada di Solo/Surakarta ternyata di Semarang. Aku bermaksud
mengambil di Solo karena supaya aku bisa pulang tiap minggunya kerumah mboke. Ya
sudahlah mau dikata apa. Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terjadi dan
tidak dapat diubah. Aku hanya pasrah dan tawakal. Dan ibu dan bapakku juga
sudah mau menerima kekeliruan aku.
Setelah
mengikuti ujian yang aku daftar kemarin, akhirnya pengumuman pun akan dikeluarkan
melalui media sosial. Dan aku membuka pengumuman itu sangatlah mendebarkan
hati. Aku,ibu,ayah,adhi, dan om joko kumpul diruang tengah untuk melihat hasil
ujian. San setelah hasil ujian muncul ternyata aku keterima di kampus ke 2. Betapa
bangganya aku dapat masuk Universitas Negri. Ucap syukur dari keluargaku saat
itu. Dan ayahku segera menelfon pamanku yang di Solo dan pamanku segera
mencarikan kost-kostan untukku melalui temannya yang tinggal di Semarang. Semua
kebutuhan telah dipersiapkan mulai dari kostan, perlengkapan kostan, bahkan
uang jajan ku untuk selama aku tinggal sendiri.
Tapi
sayang..saat itu aku jatuh sakit. Padahal aku hanya sakit gigi. Gusi belakangku
bengkak. Dan aku tidak dapat mengunyah makanan. Dan disitu ibuku sangat
khawatir kepada ku. Pikirnya aku yang baru saki gigi saja udah seperti ini
apalagi aku demam nanti saat aku dikostan. Tinggal sendiri jauh dari orang tua.
Lalu ibuku bicara ke ayahku supaya membatalkan aku pergi ke Semarang. Dengan alasannya
dia tadi. Dan ayahku menyetujuinya. Ayahku juga berfikiran yang sama dengan
ibuku.
Dan
akirnya aku batal untuk kuliah di Semarang. Lalu aku memutuskan untuk kuliah di
Universitas Swasta di deket daerah rumahku. Dan aku mengambil Jurusan Akuntansi.
Kembali
ke Kota Solo
Aku
sangat kaangen dengan mboke. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Aku pengen
pulang ke Solo. Tapi aku belum liburan. Dan aku pun bilang ke bapak kalaau aku
ingin pulang ke Solo. Tapi jawaban bapak “tunggu kamu liburan” ....ya aku hanya
mengangguk saja tanpa berkata satu kata pun.
Setelah
liburanku tiba, bapak menepati janjinya. Bapak menemaniku pulang ke Solo. Dan kebetulan
sekali Om Joko ada acara keluarga di Semarang. Dan Om Joko mengajak aku ikut ke
Semarang. Ya begitu juga dengan Adhi akan ikut. Ya aku langsung berfikir kenapa
aku ga mampir ke Semarang dulu habis itu langsung ke Solo. Dan aku langsung
menyampaikan ide ku itu ke bapak. Dan bapak pun setuju.
Hari
yang ditunggu pun tiba, tapi tidak dengan Om Joko. Karena Om Joko ada urusan
mendadak di kantornya jadi dia ga bisa ikut. Ya jadi yang ikut adalah aku,
bapak, dan Adhi. Kami jalan dari rumah jam 3 setelah aku selesai kuliah. Kami ke
pangkalan bus. Karena kami naik bus ke jurusan Semarang. Lalu busnya jalan jam
5. Selama perjalanan aku dan Adhi ngobrol, bercanda, yaaa kebanyakan sih aku
tidur. Dan sampailah kami ddi Koota Semarang pukul 4 pagi. Kmai turun di
terminal lalu kami naik taksi untuk menuju kerumah saudaranya Adhi yang punya
hajat.
Disana
aku dan bapak disambut baik oleh keluarga Adhi dan orang tuanya. Bapak ngobrol
dengan saudara-saudaranya Adhi dan akupun sempat tertidur di salah satu kamar
rumah itu. Ya pukul 11 aku bersiapdiri untuk datang ke pesta pernikahan. Kami
berangkat menuju gedung dengan mobil. Rasa kekeluargaan sangat terasa disana. Menyaksikan
dan mengikuti acara satu persatu. Dan aku dan bapak sempat melihat-lihat
keadaan di gedung itu. Sangatlah asik. Dan acara pun selesai. Aku dan rombongan
kembali kerumah. Lalu sekitar pukul 16.00 aku, bapak, dan adhi pun meminta ijin
supaya kami bisa lanjut ke Solo. Lalu kami pun ijin kepada semua saudara. Setelah
kami ijin kami diantar salah satu saudara Adhi menuju terminal.
Kami
melanjutkan perjalanan ke Solo yaitu kampung halaman ku. Yang sudah lama sekali
aku merindukannya. Desa kedungwinong yang sangat aku rindukan. Kami sampai di
kampungku jam 21.00. orang-orang sudah tidur dan suasana pun sudah sepi yaa
maklum dikampung. Setelah dibukakan pintu oleh mboke aku segera memeluknya. Untuk
melepas rindu kangenku kepadanya. Mboke langsung menyuruh kita untuk
beristirahat. Ya kami pun langsung tidur.
Keesokan
harinya aku dan Adhi berencana jalan-jalan mengitari kota Solo. Aku jalan-jalan
mengunjungi Wadduk Gajah Mungkur, Pasar Klewer, dan objek wisata lainnya.
Dan
itulah cerita pendekku dengan Adhi. Semua pengelaman ku dengannya belum semua
aku ungkapkan disini. Tapi suatu saat nanti aku ingin menceritakan lebih. Terimakasih.......