Rabu, 01 Januari 2014

cerpen


Pertemuan aku dengan dia terjadi saat aku masih duduk dibangku SMA. Awalnya aku sama sekali tidak mengenal dia, bahkan aku juga sangat jarang bertemu dengan dia. Tapi karena keadaan yang membawa kami, kami pun saling mengenal. Perkenalkan namaku Ajeng Laraswati dan sering dipanggil Ajeng. Aku lahir dikota Solo, desa Kedungwinong. Lalu yang aku sebut dengan dia diatas adalah Adhi Putro Utomo dan aku biasa memanggilnya dengan sebutan tomo. Tomo berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

Perkenalan aku dengan Tomo

Saat itu aku masih duduk dibangku SMA kelas 2. Aku biasa kalau pulang sekolah pasti aku langsung pulang kerumah tanpa mampir-mampir ketempat yang kurang jelas kecuali jika ada sesuatu hal yang sangat penting. Contohnya jika ada belajar kelompok dirumah teman atau ada tambahan pelajaran disekolah. Aku terbiasa sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar dan tidak pernah aku main diluar rumah. Jadi aku jarang sekali keluar rumah. Mungkin karena aku sudah lelah dengan kegiatan aku disekolah atau memang itu sudah kebiaasaan aku. Sepulang aku sekolah aku biasanya menggati pakaian sekolahku lalu aku membersihkan diri lalu aku tidur siang. Ya cukuplah 2 jam untuk tidur dan kalau tidak bisa tidur aku menonton acara-acara yang ada di tv. Dan setelah itu aku membersihkan rumahku seperti menyapu, mencuci piring dan lain-lain. Itu adalah pekerjaan pokok yang selalu aku lakukan setiap hari dan itu menjadi tanggung jawabku dirumah. Karena orang tuaku mendidik aku supaya aku memiliki tanggung jawab
Orang tua ku memiliki kost-kost an di sekitar rumahku. Jaraknya pun tidak jauh dari rumahku. Dan kebetulan yang mengekost dikostan itu adalah seoarang “bujangan” namanya Joko. Dia bekerja disalah satu perusahaan di Jakarta. Joko ini adalah seseorang yang sangat baik hatinya. Sampai-sampai aku memanggilnya dengan sebutan “om” ya karena kedekatan keluarga ku dengannya yang sudah seperti saudara sendiri. Ayah dan ibu ku juga menganggapnya seperti adik mereka sendiri. Jika ada sesuatu hal pasti Om Joko membantu kami.
 Setelah kira-kira 2 tahun Om Joko ini ngekost di kosatan ibuku datanglah seorang laki-laki dan dia pun juga masih “bujangan”. Dia adalah sepupunya Om Joko. Namanya adalah Adhi Putro Utomo. Eitss....sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal dia. Perkenalan aku dengan dia sangatlah panjang. Sering kami berdua bertemu atau berpapasan tapi kami tidak pernah saling bertegur sapa. Karena aku menganggap Adhi ini sangatlah sombong atau sangatlah pemalu...aku pun tidak tahu. Ekspresi mukanya sangat datar jika bertemu denganku. Entah jika bertemu denganku saja atau memang wajahhnnya yang selalu datar. Saat itu aku disuruh Om Joko untuk membantunya mengenyelesaikan tugasnya dan akhirnya aku pergi ke kostan Om Joko. Disana aku bertemu dengan Adhi. Dan karena aku hampir tiap hari kesana aku dan dia pun saling mengenal. Yaa.. meski bukan dengan perkenalan yang resmi. Setelah aku mengenal dia ternyata dugaan aku salah besar. Adhi adalah sosok yang baik hati, sabar, dan sedikit pemalu. Dan ngobrol sama Adhi pun asyik, nyambung, dan dia cukup update tentang masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
Setelah aku mengenal Adhi lebih jauh. Kami sering jalan berdua, makan diluar berdua, dan seru-seruan lainnya. Bahkan kami sering hunting foto bareng sambil jalan-jalan. Dan tidak jarang aku yang menjadi modelnya dia. Ya meski aku bukan model sungguhan yang sudah profesional tapi aku cukup baik jika berpose di depan kamera.

Kelulusan sekolahku

Ujian Nasional pun sudah dimulai. Dan aku mengikutinya dengan baik. Dan alhamdulilah aku mendapatkan nilai yang cukup bagus. Dan mendapatkan NEM yang cukup tinggi. Setelah pengambilan rapor di sekolah SMA ku dan saat itu ayah ku yang mengambilnya, aku meminta ijin ke ayah untuk kerumah salah satu temanku. Aku ingin main dirumah temanku. Dan ayahku mengijinkan aku main dengan syarat tidak boleh sampai malam.
Dan sesampainya dirumah temanku, salah satu temanku yang lain mengajak untuk mendaftarkan diri masuk ke Perguruan Tinggi Negri (PTN) melalui media sosial dan secara online. Dan akhirnya teman-temannku setuju. Teman-temanku bergantian mengisi formulir pendaftaran dan mengisi PTN mana yang mereka ingin tuju. Dan sekarang giliran aku. Aku mengisi formulir pendaftaran itu dengan sangat hati-hati. Mulai dari nama, tempat tanggal lahir, sampai PTN mana yang ingin aku tuju. Saat itu aku mengisi Universitas Negri Jakarta (UNJ) dengan jurusan Bahasa Indonesia dan Universitas Negri Semarang (UNNES) dengan jurusan Bhasa Indonesia. Lalu aku mengeprint surat pendaftaran tersebut suapaya menjadi bukti saat aku mengikuti ujian tersebut. Lalu aku dan teman-teman kembali bersenda gurau kembali. Lalu aku kembali pulang karena hari sudah sore dan aku ingat pesan ayahku kalau aku tidak boleh pulang malam.
Sesampainya aku dirumah aku langsung menaruh tas dan sepatuku, aku langsung mandi karena aku ingin membicarakan masalah ku jika aku sudah mendaftar untuk masuk PTN dengan ibu dan ayahku. Aku sholat magrib dulu sebelumnya. Aku menungggu ibu dan bapakku selesai sholat. Lalu aku memanggil mereka berdua agar duduk diruang tamu. Aku memberi tau kepada ibu dan bapakku. Dan.....ternyata salah. Yang aku ingin itu Universitas yang ada di Solo selain Jakarta. Tetapi aku malah memilih kota Semarang. Sebenarnya yang ingin aku pilih itu UNS yaitu Universitas Negri Surakarta. Jadi aku salah mengartikan nya. Aku kira yang aku pilih adalah Universitas yang ada di Solo/Surakarta ternyata di Semarang. Aku bermaksud mengambil di Solo karena supaya aku bisa pulang tiap minggunya kerumah mboke. Ya sudahlah mau dikata apa. Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terjadi dan tidak dapat diubah. Aku hanya pasrah dan tawakal. Dan ibu dan bapakku juga sudah mau menerima kekeliruan aku.
Setelah mengikuti ujian yang aku daftar kemarin, akhirnya pengumuman pun akan dikeluarkan melalui media sosial. Dan aku membuka pengumuman itu sangatlah mendebarkan hati. Aku,ibu,ayah,adhi, dan om  joko kumpul diruang tengah untuk melihat hasil ujian. San setelah hasil ujian muncul ternyata aku keterima di kampus ke 2. Betapa bangganya aku dapat masuk Universitas Negri. Ucap syukur dari keluargaku saat itu. Dan ayahku segera menelfon pamanku yang di Solo dan pamanku segera mencarikan kost-kostan untukku melalui temannya yang tinggal di Semarang. Semua kebutuhan telah dipersiapkan mulai dari kostan, perlengkapan kostan, bahkan uang jajan ku untuk selama aku tinggal sendiri.
Tapi sayang..saat itu aku jatuh sakit. Padahal aku hanya sakit gigi. Gusi belakangku bengkak. Dan aku tidak dapat mengunyah makanan. Dan disitu ibuku sangat khawatir kepada ku. Pikirnya aku yang baru saki gigi saja udah seperti ini apalagi aku demam nanti saat aku dikostan. Tinggal sendiri jauh dari orang tua. Lalu ibuku bicara ke ayahku supaya membatalkan aku pergi ke Semarang. Dengan alasannya dia tadi. Dan ayahku menyetujuinya. Ayahku juga berfikiran yang sama dengan ibuku.
Dan akirnya aku batal untuk kuliah di Semarang. Lalu aku memutuskan untuk kuliah di Universitas Swasta di deket daerah rumahku. Dan aku mengambil Jurusan Akuntansi.

Kembali ke Kota Solo

Aku sangat kaangen dengan mboke. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Aku pengen pulang ke Solo. Tapi aku belum liburan. Dan aku pun bilang ke bapak kalaau aku ingin pulang ke Solo. Tapi jawaban bapak “tunggu kamu liburan” ....ya aku hanya mengangguk saja tanpa berkata satu kata pun.
Setelah liburanku tiba, bapak menepati janjinya. Bapak menemaniku pulang ke Solo. Dan kebetulan sekali Om Joko ada acara keluarga di Semarang. Dan Om Joko mengajak aku ikut ke Semarang. Ya begitu juga dengan Adhi akan ikut. Ya aku langsung berfikir kenapa aku ga mampir ke Semarang dulu habis itu langsung ke Solo. Dan aku langsung menyampaikan ide ku itu ke bapak. Dan bapak pun setuju.
Hari yang ditunggu pun tiba, tapi tidak dengan Om Joko. Karena Om Joko ada urusan mendadak di kantornya jadi dia ga bisa ikut. Ya jadi yang ikut adalah aku, bapak, dan Adhi. Kami jalan dari rumah jam 3 setelah aku selesai kuliah. Kami ke pangkalan bus. Karena kami naik bus ke jurusan Semarang. Lalu busnya jalan jam 5. Selama perjalanan aku dan Adhi ngobrol, bercanda, yaaa kebanyakan sih aku tidur. Dan sampailah kami ddi Koota Semarang pukul 4 pagi. Kmai turun di terminal lalu kami naik taksi untuk menuju kerumah saudaranya Adhi yang punya hajat.
Disana aku dan bapak disambut baik oleh keluarga Adhi dan orang tuanya. Bapak ngobrol dengan saudara-saudaranya Adhi dan akupun sempat tertidur di salah satu kamar rumah itu. Ya pukul 11 aku bersiapdiri untuk datang ke pesta pernikahan. Kami berangkat menuju gedung dengan mobil. Rasa kekeluargaan sangat terasa disana. Menyaksikan dan mengikuti acara satu persatu. Dan aku dan bapak sempat melihat-lihat keadaan di gedung itu. Sangatlah asik. Dan acara pun selesai. Aku dan rombongan kembali kerumah. Lalu sekitar pukul 16.00 aku, bapak, dan adhi pun meminta ijin supaya kami bisa lanjut ke Solo. Lalu kami pun ijin kepada semua saudara. Setelah kami ijin kami diantar salah satu saudara Adhi menuju terminal.
Kami melanjutkan perjalanan ke Solo yaitu kampung halaman ku. Yang sudah lama sekali aku merindukannya. Desa kedungwinong yang sangat aku rindukan. Kami sampai di kampungku jam 21.00. orang-orang sudah tidur dan suasana pun sudah sepi yaa maklum dikampung. Setelah dibukakan pintu oleh mboke aku segera memeluknya. Untuk melepas rindu kangenku kepadanya. Mboke langsung menyuruh kita untuk beristirahat. Ya kami pun langsung tidur.
Keesokan harinya aku dan Adhi berencana jalan-jalan mengitari kota Solo. Aku jalan-jalan mengunjungi Wadduk Gajah Mungkur, Pasar Klewer, dan objek wisata lainnya.
Dan itulah cerita pendekku dengan Adhi. Semua pengelaman ku dengannya belum semua aku ungkapkan disini. Tapi suatu saat nanti aku ingin menceritakan lebih. Terimakasih.......