Rabu, 06 November 2013

Resensi dan Sinopsis Novel Perahu Kertas



Judul novel                      :Perahu Kertas
Penulis                            : Dewi Lestari
Penerbit                          : Bentang Pustaka/Truedee
Jumlah Halaman              : 444 halaman
Harga Buku                     : Rp.58.650
Terbit Pertama kali           : 2010

Sinopsis
Cerita ini dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh lain adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Kugy adalah seorang  kepribadian yang riang dan ceria. Dan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik, gesit dan nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy adalah sosok yang sangat menggilai dongeng dan kisah klasik. Dari  kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ia ingin penjadi seorang perancang dongen dan juru dongeng (karena ia memiliki hobi berkhayal, dan dari khayalannya itu ia pernah mengirimkan surat untuk Dewa Neptunus yang dilipatnya kertas tersebut dan dihanyutkannya ke danau ataupun laut). Namun di tengah impiannya yang sangat ia dambakan, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan dan memendam mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme hidup untuk mendapatkan materi. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya yaitu Keenan.

Lalu pertemuan antara kedua tokoh ini tidak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni adalah tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Dan Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Kugy dan Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam Kugy dan Keenan  saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak satu sama lain. Tebakan mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Joshua atau Ojos (panggilan yang diciptakan oleh Kugy). Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator muda. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun semakin lama mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat yang ia urus. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil dan selalu menggangu Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut diberikan pada kenan.

        Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja berjalan apa adanya. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi rumit dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Pak Wayan adalah sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Dia mengembangkan bakat dan potensinya di Bali. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, Luhde Laksmi adalah keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan yaitu “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” .

Kugy, yang juga sangat kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung ia memutuskan selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan teman karib kakaknya yang bernama Remigius. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing diantara mereka.

Kugy meniti karier dengan cara tak terduga-duga dan tidak mudah. Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan dalam pekerjaannya membuat ia melejit menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu. Namun Remi melihat sesuatu yang lain. Ia menyukai Kugy bukan hanya karena ide-idenya, tapi juga semangat dan kualitas unik yang senantiasa terpancar pada pekerjaannya dari Kugy. Dan akhirnya Remi harus mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi juga akhirnya meluluhkan hati Kugy.

Sayangnya, Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta, menjalankan perusahaan keluarganya karena iapun tidak punya pilihan lain.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan tidak terhindarkan. Mereka bertemu dan saling melepas rasa kerinduan yang sudah lama mereka rasakan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana. Dan hanya dapat mengikuti apa yang direncanakan tuhan.

Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.

Tokoh dalam Perahu Kertas          
·         Maudy Ayunda - Kugy
·         Adipati Dolken - Keenan
·         Reza Rahadian - Remi
·         Elyzia Mulachela - Luhde
·         Kimberly Ryder - Wanda
·         Sylvia Fully R - Noni
·         Fauzan Smith - Eko
·         Tio Pakusadewo - Pak Wayan
·         Ben Kasyafani - Karel
·         Marsha Natika – Amie

Kelebihan novel:
Menurut saya dalam novel ini, penulis dalam novel Perahu Kertas ini menggunkan bahasa yang mudah dimengerti sehingga pembaca pun bisa mengerti maksud dari penulisan novel ini. Yang berisikan tentang suatu persahabatan yyang tidak terduga dan terbentuk dari sebuah proses perkenalan, suatu masalah percintaan yang terjadi pada dua anak manusia yang saling menyayyangi tapi tidak dapat memiliki ‘cinta tak harus memiliki”, suatu perjuangan dalam kehidupan untuk menompang kehidupan yang mereka alami masing masing tokoh, serta keinginan yang sangat bessar pada diri mereka masing-masing.

Kekurangan novel:
Menurut saya dalam novel ini, kurang adanya kejadian yang sedikit menegangkan. Karena didalam ceritanya sangat mudah sekali dibaca oleh pembaca bagaimana akhir dari novel ini. Jika diberi suatu “kejadiian” yang sedikit menegangkan mungkin pembaca tidak jenuh membaca novvel ini.


Sumber: